GOMEN NE, SUMMER! - JKT48
Yep, kita sama-sama udah tahu kalau "Gomen Ne, Summer" ini adalah judul lagu milik 48 Family. Kita disini juga akan bahasa tentang lagu itu kok, tapi udah di convert jadi sebuah cerita. Ini cerita karangan Trisapka ya, jadi bukan keluaran dari JKT48 dan juga bukan termasuk story promo nya mereka.
Dan diantara sekian banyak member JKT48, aku pilih Haruka Nakagawa sebagai tokoh utama dari cerita ini. Kalau kamu fans JKT48 dan oshi nya nggak aku pilih, mohon maaf ya ^^ dan kalau kamu bukan fans JKT48, nikmati aja alur ceritanya :) no bashing and be smart reader please :*
~~~
Kapal ini sudah berlayar sejak kemarin malam. Ini adalah kapal yang berlayar membawa rombongan liburan sekolah kami kesuatu pulau yang katanya sangat indah, tapi aku tidak pernah kesana sebelumnya karena namanyapun tidak aku kenali, aku sulit mengucapkan namanya dengan baik.
Masih banyak kawan-kawanku yang sibuk merapikan pakaiannya untuk bersiap turun karena kapal kami akan segera berlabuh sekitar 1 jam lagi. Mereka terlalu banyak mengeluarkan barang bawaan mereka dikapal sehingga harus berlama-lama merapikan segalanya, tapi berbeda denganku yang meminimalkan pemberantakan barang di alat transportasi, sehingga aku selesai lebih dulu dibanding mereka.
"Ayana, aku ingi keluar"ujarku kepada temanku yang paling mudah diajak bicara, yang lainnya? saat sedang sibuk mereka mendadak ganas dan ketika mencari barang yang tak kunjung ditemukan mereka akan marah-marah, menakutkan -_-
"Kau duluan saja, aku masih agak lama"sahut Ayana memamerkan senyum tipisnya, aku menganggukkan kepala dan berjalan keluar dari kamar.
Entah bagaimana aku berjalan dan terus berjalan hingga akhirnya aku kini sampai di geladak kapal, ketika aku melihat sosok yang sangat aku kenali duduk memeluk lutut dipinggiran geladak. Dia adalah sahabat baikku, seorang pria bernama... sebut saja Summer. Dengan bersemangat aku mendekatinya dan duduk disampingnya
"Hei!"seruku tiba-tiba, membuat Summer terkejut dan memalingkan wajahnya kearahku, dia tertawa kecil dan memukul bahuku
"Sudah selesai beres-beres, Haruka?"tanya Summer dengan manis
"Sudah"jawabku "Sedang apa kau disini?"
"Menghitung ombak yang datang"sahut Summer meringis usil, aku tertawa dan memandang kearah laut yang sangat biru itu, entah sejak kapan... kasih sayangku kepada Summer seakan-akan sama seperti itu, perasaan ini seakan-akan mengajari suatu arti dari keabadian, dan aneh... perasaan ini tidak hanya datang sekali dua kali, tapi setiap saat ku bertemu dengan Summer. Kadang aku merasa bersalah kepadanya, aku ingin minta maaf kepada Summer karena kini aku telah memandangnya dengan cara yang berbeda, melihatnya dari samping begini bahkan begitu menyilaukan, bahkan aku ingin menyentuh wajahmu dengan lembut, iseng sekalikan aku. Tapi bagaimana ya... kita inikan teman, aku takut menghancurkan hubungan pertemanan kita ini akibat perasaan cintaku yang datang secara tiba-tiba seperti angin laut yang saat ini terus bertiup menujumu, menuju kita berdua.
~~~
Kami sudah sampai ^^ semuanya sedang ada di cottage ketika Summer datang ketempatku dan mengajakku untuk keluar. Sekarang aku dan Summer berada di pantai bersama burung layang-layang yang entah bagaimana sedari tadi terbang mengelilingi langit. Mungkin aneh jika aku mengatakannya, tapi jujur saja burung layang-layang itu seakan memaksaku untuk mengutarakan perasaanku, ya, aku ingin mengutarakannya karena begitu menggebu dihatiku saat ini.
"Haruka jelek"ujar Summer
"Summer juga jelek"balasku
"Tapi Haruka manis sekali"ujar Summer sembari mencubit pipiku
"Ah~ kau iseng!"seruku hendak memukul pria disampingku itu, namun meleset, percobaan kedua kali juga gagal. Summer berlari menghindariku dan akupun mengejarnya, kami kini sama-sama melepas sepatu sneakers kami dan berkejar-kejaran di pantai tanpa alas kaki. Lari Summer yang cepat menurutku tidak imbang dengan lariku yang lambat. Kini nafasku mulai tersengal dan debaran jantungku meningkat, karena lelah kurasa. Kami tertawa dan saling meneriakkan nama satu sama lain, begitu bahagia kami bersama-sama. Akupun berhenti berlari untuk mengambil nafas, ketika aku berfikir bahwa begitu menyenangkannya ini dan aku ingin tetap begini. Tetaplah Summer, kita berdua berada dibawah sinar matahari, karena mau bagaimana lagi ya... perasaanku yang ingin kucegah ini akan terus berlanjut apapun yang terjadi. Maka, tetaplah Summer kamu boleh berlari yang jauh, jauh sekali menuju apapun yang hendak kamu tuju. Jika aku memang tidak bisa berlari bersama disampingmu tidak apa-apa, karena kita telah menorehkan banyak kenangan manis yang dapat terus kukenang selama kepergianmu menacapai impian.
Aku masih terdiam memandangi pasir pantai yang putih bersih, seandaikan aku bisa berkata jujur tentang perasaanku, aku ingin minta maaf kepadanya karena perasaan sayang sebagai sahabat ini terlalu dalam sehingga melampaui batas hingga masuk kategori cinta. Aku minta maaf Summer, memandangmu dari cara yang berbeda bukan kemauanku, tapi kini kau memang tampak begitu rupawan dan melihatmu dari sini sungguh menyilaukan. Aku minta maaf Summer, aku tahu kita hanya teman, tapi aku mengharapkan lebih dari itu karena aku selalu merasa sakit apabila menyadari kau begitu dekat denganku tapi kau bukan milikku. Angin laut masih akan terus bertiup kearah kita, jadi... Gomen Ne, Summer!.
Masih banyak kawan-kawanku yang sibuk merapikan pakaiannya untuk bersiap turun karena kapal kami akan segera berlabuh sekitar 1 jam lagi. Mereka terlalu banyak mengeluarkan barang bawaan mereka dikapal sehingga harus berlama-lama merapikan segalanya, tapi berbeda denganku yang meminimalkan pemberantakan barang di alat transportasi, sehingga aku selesai lebih dulu dibanding mereka.
"Ayana, aku ingi keluar"ujarku kepada temanku yang paling mudah diajak bicara, yang lainnya? saat sedang sibuk mereka mendadak ganas dan ketika mencari barang yang tak kunjung ditemukan mereka akan marah-marah, menakutkan -_-
"Kau duluan saja, aku masih agak lama"sahut Ayana memamerkan senyum tipisnya, aku menganggukkan kepala dan berjalan keluar dari kamar.
Entah bagaimana aku berjalan dan terus berjalan hingga akhirnya aku kini sampai di geladak kapal, ketika aku melihat sosok yang sangat aku kenali duduk memeluk lutut dipinggiran geladak. Dia adalah sahabat baikku, seorang pria bernama... sebut saja Summer. Dengan bersemangat aku mendekatinya dan duduk disampingnya
"Hei!"seruku tiba-tiba, membuat Summer terkejut dan memalingkan wajahnya kearahku, dia tertawa kecil dan memukul bahuku
"Sudah selesai beres-beres, Haruka?"tanya Summer dengan manis
"Sudah"jawabku "Sedang apa kau disini?"
"Menghitung ombak yang datang"sahut Summer meringis usil, aku tertawa dan memandang kearah laut yang sangat biru itu, entah sejak kapan... kasih sayangku kepada Summer seakan-akan sama seperti itu, perasaan ini seakan-akan mengajari suatu arti dari keabadian, dan aneh... perasaan ini tidak hanya datang sekali dua kali, tapi setiap saat ku bertemu dengan Summer. Kadang aku merasa bersalah kepadanya, aku ingin minta maaf kepada Summer karena kini aku telah memandangnya dengan cara yang berbeda, melihatnya dari samping begini bahkan begitu menyilaukan, bahkan aku ingin menyentuh wajahmu dengan lembut, iseng sekalikan aku. Tapi bagaimana ya... kita inikan teman, aku takut menghancurkan hubungan pertemanan kita ini akibat perasaan cintaku yang datang secara tiba-tiba seperti angin laut yang saat ini terus bertiup menujumu, menuju kita berdua.
~~~
Kami sudah sampai ^^ semuanya sedang ada di cottage ketika Summer datang ketempatku dan mengajakku untuk keluar. Sekarang aku dan Summer berada di pantai bersama burung layang-layang yang entah bagaimana sedari tadi terbang mengelilingi langit. Mungkin aneh jika aku mengatakannya, tapi jujur saja burung layang-layang itu seakan memaksaku untuk mengutarakan perasaanku, ya, aku ingin mengutarakannya karena begitu menggebu dihatiku saat ini.
"Haruka jelek"ujar Summer
"Summer juga jelek"balasku
"Tapi Haruka manis sekali"ujar Summer sembari mencubit pipiku
"Ah~ kau iseng!"seruku hendak memukul pria disampingku itu, namun meleset, percobaan kedua kali juga gagal. Summer berlari menghindariku dan akupun mengejarnya, kami kini sama-sama melepas sepatu sneakers kami dan berkejar-kejaran di pantai tanpa alas kaki. Lari Summer yang cepat menurutku tidak imbang dengan lariku yang lambat. Kini nafasku mulai tersengal dan debaran jantungku meningkat, karena lelah kurasa. Kami tertawa dan saling meneriakkan nama satu sama lain, begitu bahagia kami bersama-sama. Akupun berhenti berlari untuk mengambil nafas, ketika aku berfikir bahwa begitu menyenangkannya ini dan aku ingin tetap begini. Tetaplah Summer, kita berdua berada dibawah sinar matahari, karena mau bagaimana lagi ya... perasaanku yang ingin kucegah ini akan terus berlanjut apapun yang terjadi. Maka, tetaplah Summer kamu boleh berlari yang jauh, jauh sekali menuju apapun yang hendak kamu tuju. Jika aku memang tidak bisa berlari bersama disampingmu tidak apa-apa, karena kita telah menorehkan banyak kenangan manis yang dapat terus kukenang selama kepergianmu menacapai impian.
Aku masih terdiam memandangi pasir pantai yang putih bersih, seandaikan aku bisa berkata jujur tentang perasaanku, aku ingin minta maaf kepadanya karena perasaan sayang sebagai sahabat ini terlalu dalam sehingga melampaui batas hingga masuk kategori cinta. Aku minta maaf Summer, memandangmu dari cara yang berbeda bukan kemauanku, tapi kini kau memang tampak begitu rupawan dan melihatmu dari sini sungguh menyilaukan. Aku minta maaf Summer, aku tahu kita hanya teman, tapi aku mengharapkan lebih dari itu karena aku selalu merasa sakit apabila menyadari kau begitu dekat denganku tapi kau bukan milikku. Angin laut masih akan terus bertiup kearah kita, jadi... Gomen Ne, Summer!.
Comments
Post a Comment