Terlambat Ya?
Note :
-Cerita ini merupakan karya asli Trisapka, apabila ada blog lain yang mempublikasikan karya ini tanpa mencantumkan link trisapka.blogspot.com , mohon bantuannya untuk mengirim saya pemberitahuan.
"Tidak mungkin... itu tidak mungkin kan? Katakan padaku itu tidak benar... kak"batin gadis itu, ikat rambut ekor kudanya bergoyang ke kanan dan kekiri seiring langkah larinya yang tidak seberapa cepat karena terhalang oleh rok seragamnya yang panjang. Nafasnya terdengar tersengal ketika ia berhenti, tangan kanannya berada di dadanya yang terasa sesak
"Kak..."kata gadis itu diantara engahan nafasnya
"Apa?"jawaban yang mengejutkan, gadis itu mengangkat wajahnya dan tersenyum senang diantara peluh yang menetes, akhirnya dia bertemu dengan orang yang ingin ditemuinya
"Ternyata masih disini"ujar gadis itu tanpa menyingkirkan senyuman dari bibirnya
"Ngapain sih lari-lari?"tanya pria yang bertubuh lebih tinggi dari si gadis, dia memperhatikan si gadis yang berusaha mengatur nafasnya
"Kak aku nyesel..."rengek si gadis
"Nyesel kenapa?"tanya pria bertubuh tinggi
"Nyesel pernah taken sama dia"sahut si gadis
"Kenapa nyesel?"pria bertubuh tinggi itu masih belum menangkap pembicaraan yang berlangsung
"Gara-gara taken sama dia aku jadi jauh sama orang yang baik banget sama aku"kata si gadis dengan polos, kedua matanya menampakkan kesedihan
"Siapa?"pria bertubuh tinggi itu terdengar ingin tahu, tapi si gadis tidak kunjung menjawab pertanyaan, akibatnya mereka terlibat dalam keadaan saling diam, yang dipecahkan oleh si gadis dengan mengembalikan pembicaraan ke topik awal
"Kak aku nyesel..."rengek si gadis sekali lagi
"Kamu jadi jauh sama siapa?"tanya pria bertubuh tinggi dengan tetap sabar
"Sama kamu"jawab si gadis jujur, tidak ada kebohongan terbaca dalam ekspresi wajahnya, dia hanya sedang menyesal dan berharap kejujurannya dapat berbuah kelegaan
"Memangnya kita jadi jauh ya?"pria bertubuh tinggi itu ternyata tidak merasakan hal yang sama dengan si gadis
"Iya, aku ngerasanya gitu"sahut si gadis, berharap lawan bicaranya dapat mengerti dirinya, seperti dulu lagi
"Habisnya waktu kamu taken, kamu jadi sombong sama aku sih"kata pria bertubuh tinggi, akhirnya buka mulut juga tentang kejadian masa lalu itu
"Aku nggak boleh sms kamu, nanti dia nya marah"ujar si gadis, dan gadis menambahkan dalam hati "padahal setelah aku sadar sekarang, yang aku butuhin justru kamu bukan dia"
"Yaudahlah nggak usah nyesel, yang lalu biarin berlalu"kata pria bertubuh tinggi
"Tapi aku nyesel bangetttt"suara si gadis sengaja dibuat supaya terdengar seperti orang tercekik, menampakkan bahwa dia benar-benar kesal dengan keputusannya dulu
"Jangan dong, gitu-gitu kan mantan kamu juga"ujar pria bertubuh tinggi
"Iya deh maaf"walaupun dongkol si gadis tetap mengiyakan, keduanya lalu mulai membicarakan mengenai hal lain yang lebih menyenangkan daripada membahas masa lalu yang menyebalkan. Namun seberapa lamapun si gadis berusaha menunggu, dan sekeras apapun dia berusaha mencairkan suasana, tetap saja ada yang berbeda diantara keduanya. Si gadis merasa dia berdiri di ujung tembok cina, sementara pria bertubuh tinggi berada di ujung yang lainnya.
"Kamu kalau ditanya orang kita masih sering hubungan atau enggak, jawab aja enggak ya"kata pria bertubuh tinggi secara tiba-tiba
"Memang jarang kan? Tapi, kenapa sih nyuruh aku jawab kayak gitu?"tanya si gadis, mendengar itu dia jadi punya firasat tidak enak, perasaannya campur aduk seketika dan ketakutan mendapati berita buruk segera memberatkan dipundaknya
"Ya pokoknya jawab aja enggak"ujar pria bertubuh tinggi
"Kenapa?"si gadis masih tidak mau menurut begitu saja
"Udah jawab gitu aja kan gampang"pria bertubuh tinggi memaksa dengan halus
"Kalau gak mau bilang alasannya, aku malah jawab 'iya sering banget berhubungan, saling kirim kabar tiap hari dari pagi sampai malem', mau aku jawab kayak gitu"si gadis mengancam demi mendapatkan jawaban yang disembunyikan oleh lawan bicaranya itu
"Jangan begitu dong"pria bertubuh tinggi melengos
"Makanya jawab, kenapa?"tanya si gadis
"Karena...."pria bertubuh tinggi tidak menyelesaikan jawabannya, membuat si gadis makin penasaran
"Karena apa?"desak si gadis
"Barangkali ada yang bilang"jawab pria bertubuh tinggi
"Bilang ke temanmu yang suka aku?"tanya si gadis
"Bilang ke temanmu yang aku suka"sahut pria bertubuh tinggi, si gadis tersenyum dan membatin 'huh, akhirnya bicara juga'
"Oalah... bilang dong dari tadi, jadi kalian sudah jadian?"tanya si gadis ngasal
"Iya begitu deh"jawaban pria bertubuh tinggi itu sangat diluar dugaan si gadis dan membuatnya merasa tersohok balok es, dia mengira pertanyaannya akan dijawab seperti biasanya, tapi hari ini berbeda
"Ka-kapan? Nggak cerita sih"si gadis protes
"Baru-baru ini kok"kata pria bertubuh tinggi, kemudian pada akhirnya si gadis menyetujui untuk menjawab sesuai yang diminta. Setelah itu pria bertubuh tinggi pergi, si gadis terdiam di tempatnya, termenung memandangi punggung sosok yang dianggapnya seperti kakak itu menjauh dan kian menghilang.
"Jadi... aku terlambat ya?"batin si gadis "Aku terlambat untuk memperbaiki kesalahan di masa lalu, walaupun aku sudah berlari sekuat mungkin untuk memutar waktu, tetap saja detik berjalan maju ke depan"
"Kalau dulu aku yang mendadak cuek sama kamu, mungkin sekarang giliran kamu kan? Iya, pasti pacarmu itu nggak suka kalau kita deket, walaupun aku cuma anggap kamu kakak, walaupun dengan begini berarti aku kehilangan kakak yang udah cocok buat aku, aku rela kok menjauh dari cowok manapun kalau dia udah ada yang punya"
"Karma itu berlaku buat siapa saja, termasuk padaku... maafkan aku ya pernah sia-sia in kamu, kakak".
-Trisapka

Comments
Post a Comment