Don't be So Sweet (part 3)
“Jangan-jangan kau berkencan dengan kameramu ya?!”tanya
Adelle, tuduhan yang membuat dirinya sendiri merasa ngeri.
“Was meinen Sie?!”Noir terdengar terkejut, pastilah dia
terkejut karena Adelle tiba-tiba berdiri disana dan juga menuduhnya dengan
tuduhan yang irasional.
“What do you mean?”Adelle membalas Noir dengan bahasa
Inggris, entah apa tujuan dari itu.
“Kau membuatku kaget, jadi aku berbahasa Jerman secara
spontan”sahut Noir berusaha menguasai dirinya.
“Dan apa arti dari kalimat yang kau katakana tadi hah? Apa
kau memperolok-olokku?”tanya Adelle dengan nada menantang.
“Was meinen Sie artinya apa maksudmu, jadi sebenarnya kita
mengatakan hal yang sama tadi karena kau mengatakannya dalam bahasa
Inggris”jawab Noir, Adelle tertegun sejenak dan beberapa saat kemudian barulah
dia memahami apa yang terjadi.
“Wow, keren”gumam Adelle manggut-manggut, untuk sesaat dia
lupa bahwa ada permasalahan disana, tapi segera setelah ingat langsung saja
Adelle meminta penjelasan dari Noir, “Kenapa tadi kau bicara pada kameramu?
Sangat akrab begitu… kau mengencani kameramu ya?”.
“Aku memang jomblo tapi bukan berarti aku punya kelainan
seperti itu”kata Noir, kemudian dia memberi isyarat kepada Adelle untuk masuk.
“Lalu?”Adelle membalikkan badan dan membuka pintu kamar Noir
makin lebar, tidak lupa dia mengganjalnya dengan tong sampah agar tidak
tertutup karena angin, setelahnya dia berjalan masuk dan duduk di tempat tidur
Noir yang rapi, jelas sekali laki-laki itu belum berbaring seharian ini.
“Semua ini sudah salah sejak awal. Baiklah, kita mulai dari
awal”kata Noir
“Was meinen Sie?”tanya Adelle, mengikuti kat-kata Noir tadi
yang artinya : apa maksudmu?.
“Wah… kau cepat belajar ya”puji Noir, Adelle tersenyum
bangga seperti anak kecil yang dipuji setelah mampu membaca sebuah kalimat
untuk pertama kalinya.
“Kau punya kesan pertama yang buruk tentang aku jadi kau
terus berfikir negatif tentang aku. Berawal dari kesalah pahamanmu ketika kita
berjalan ke arah yang sama, kau mengira aku sedang membuntutimu”kata Noir, “Disitulah
kesalahannya, kau jadi tidak bersikap baik kepadaku”
Adelle terdiam, dia merasa semua kata-kata Noir memang benar
dan tidak ada satupun yang ingin dia koreksi.
“Karena kita satu kos-kosan dan secara kebetulan kamar kita
bersebelahan, alangkah baiknya kalau kita memulai semuanya dari awal untuk
dapat menjadi tetangga yang ramah bagi satu sama lain, setuju?” tanya Noir,
Adelle menganggukkan kepalanya sekali.
“Namaku, Alam Norizqi”kata Noir memulai perkenalan, “Aku
dipanggil Rizqi, dan lebih akrab dipanggil Noir”.
“Alam Norizqi?”Adelle mengerutkan keningnya ketika dia
mendengar kata-kata kunci itu, sepertinya dia mengenali itu semua… “Haaah”,
Adelle terkejut dengan ingatan yang berhasil dia temukan, dia mengacungkan jari
telunjuknya tepat dihadapan Noir, seperti hidung Noir tiba-tiba lenyap.
“Apa?”tanya Noir keheranan, spontan dia menampik tangan
Adelle yang mengacung mengerikan dihadapannya.
“Kamu youtubers
muda itu kan?!”seru Adelle, jari telunjuknya dia kembalikan ke posisinya yang tadi,
Noir tersenyum dan menganggukkan kepala.
“Aku mahasiswa semester 3 jurusan Desain Komunikasi Visual,
atau dikenal dengan DKV”kata Noir, saat mengatakan DKV jari-jarinya membentuk
gestur tangan dari huruf-huruf tersebut, “Seharusnya aku sudah masuk semester
4, tapi satu semester kuhabiskan di Jerman jadi sekarang aku baru semester 3”
“Tugasku banyak, itulah kenapa aku suka begadang. Saat
ponselku terjatuh dibawah rok mu itu sungguh kecelakaan, aku sedang membuat vlog untuk di upload di channel youtube-ku,
tapi saat aku sedang bersandar dipintu tiba-tiba saja pintunya terbuka dan ponselku
jatuh dibawah rokmu”jelas Noir, “Dan tadi itu saat aku bicara akrab dengan
kameraku, juga aku sedang membuat vlog”
“Lalu… suara-suara yang sering kudengar malam hari itu apa?
Kau seperti sedang memindah-mindahkan barang”kata Adelle.
“Aku suka membuat stopmotion, jadi aku memindah-mindahkan
barang untuk keperluan itu. Dan juga, aku suka dekorasi kamar yang tidak
monoton. Sudah jelas kan”sahut Noir.
Adelle mengangguk-anggukkan kepalanya, kali ini tidak hanya
sekali. Dia merasakan perasaan yang tidak pernah dia rasakan. Dia begitu senang
karena ternyata Noir bukanlah seorang maniak ataupun laki-laki aneh yang harus
dihindari, dia juga begitu senang karena bisa bertemu dengan youtubers beken Indonesia, yang tak lain
dan tak bukan adalah Noir itu sendiri.
Pantaslah wajah laki-laki itu seperti tidak asing sejak kali
pertama mereka bertemu. Lagipula Adelle hanya pernah menonton video Noir
beberapa kali, itupun sudah agak lama. Tidak heran jika Adelle tidak segera
mengenali Noir sebagai youtubers, terlebih hasil kamera dan editing yang bagus
membuat wajah Noir dikenyataan sedikit berbeda.
“Aku sudah selesai memperkenalkan diriku, sekarang
giliranmu”kata Noir.
“A-aku…”Adelle mendadak jadi tergagap sanking gugupnya
karena gembira.
“Biasa saja lah, kau sudah membentakku berkali-kali, jadi
kenapa sekarang jadi sungkan untuk bicara?”tanya Noir.
Adelle merasa kata-kata Noir barusan adalah sindiran keras
baginya.
“Namaku Maria Adelle, aku semester 2 jurusan Sastra
Indonesia”ujar Adelle.
Tiba-tiba saja terdengar bunyi alunan musik biola dari
ponsel Noir.
“Itu tadi alarm, menandakan sudah tengah malam”ujar Noir,
Adelle menoleh kesegala sudut untuk mencari jam dinding, dia berhasil
menemukannya disudut yang tak terduga, dan jam itu memang menunjukkan pukul
tengah malam.
“Aku punya cokelat panas instant enak dari Jerman, kau mau
coba?”tanya Noir mencairkan suasana.
“Bolehkah?”tanya Adelle.
“Sekarang kan kita sudah berteman, jangan takut-takut lagi
denganku”jawab Noir, dia membuka laci meja dan mengambil dua sachet berwarna
cokelat keemasan, kemudian dia berjalan keluar kamarnya diikuti oleh Adelle.
Mereka berdua turun kelantai satu, menuju dapur. Beberapa
menit mereka sibuk membuat cokelat panas, sampai akhirnya dua gelas minuman
yang katanya dari Jerman itu telah siap.
Adelle dan Noir kemudian duduk di depan televisi, Noir yang
menyalakan televisinya. Dia menggonta-ganti channel sebelum akhirnya berhenti
pada salah satu channel yang menayangkan film Harry Potter and the Chamber of
Secrets.
“Sudah pernah nonton film ini kan?”tanya Noir.
“Sudah, tapi aku suka menontonnya lagi dan lagi”jawab
Adelle.
“Oke, kalau begitu tontonlah”kata Noir, laki-laki itu
berdiri, tapi Adelle dengan refleks memegang tangan kiri Noir, yang bebas tidak
memegang cangkir.
“Aku sudah pernah nonton dan suka menontonnya, tapi aku
takut kalau harus nonton sendirian”ujar Adelle.
“Aku juga suka film ini, aku hanya ingin mencari cemilan di
kulkas, aku tidak akan meninggalkanmu sendirian disini”Noir kemudian meletakkan
cangkirnya di meja kaca yang ada di dekatnya, kemudian laki-laki itu pergi ke
dapur.
Malam itu mereka rencanya menonton Harry Potter sampai
selesai kemudian tidur ke kamar. Tapi, ternyata keduanya ketiduran diatas sofa
sampai pagi. Yang menemukan mereka tidur terduduk adalah Max keesokan paginya.
Setelah dibangunkan oleh Max, Adelle segera pergi bersiap
untuk kuliah, hari ini dia mengucapkan salam kepada Noir juga sebelum dia
pergi. Persahabatannya yang dimulai sejak malam tadi begitu menyenangkan bagi
Adelle. Tapi, rasanya Adelle semalam telah meminum sesuatu. Bukan hanya cokelat
panas biasa, rasanya seperti ada ramuan cinta di dalamnya.
Karena sejak malam itu, Adelle merasakan hal yang berbeda. Adelle tahu benar apa yang telah dirasakan olehnya, cinta.
-Bersambung-
Oleh : Trisapka
Oleh : Trisapka

Comments
Post a Comment