Goblin : The Lonely and Great God (episode 15)
-feed's profile-
Type : Fan Fiction
Genre : Drama Fan Fiction, Romance, Fantasy
Age : 16+
Age : 16+
~Episode 15~
Jalanan
Eun Tak makan dengan senang. Mesin mobilnya dibiarkan
menyala. Musik mengalun menemani waktu makan siangnya yang sederhana. Matanya
mengawasi jalanan.
Eun Tak kemudian melihat sebuah truk meluncur dengan kencang
kehilangan kendali di jalan turunan. Sementara tidak jauh darinya ada bus yang
sedang berhenti untuk menaikkan anak-anak TK.
Tanpa pikir panjang, Eun Tak
melemparkan kue ikannya ke samping bunga soba, kemudian gadis itu menginjak gas
dan memposisikan diri berada diantara bus dan truk. Tepat saat dia menginjak
rem, truk itu menghantam mobil Eun Tak.
-//-
Rumah sakit
Berita kecelakaan itu disiarkan ke seluruh penjuru. Dua
ahjumma yang menonton berita itu kemudian mebicarakannya.
“Dia bukan wanita biasa. Kalau bukan karena dia, sudah ada
banyak anak yang meninggal”.
“Aku rasa dia adalah malaikat”.
-//-
Jalanan
Wang Yeo ada disana. Dia bersama hoobae-nya sedang bersiap
untuk mengantarkan anak-anak TK dan banyak orang lainnya untuk ke akhirat. Dia
pun terkejut melihat sebuah mobil menghalangi kedatangan truk itu, sehingga
sekarang truk berhenti dan hanya dialah korban tunggalnya.
“Apa ini? Apa yang terjadi?”ribut-ribut para Joseong-saja melihat kejadian itu.
“Itu adalah takdir yang dipilih oleh manusia. Ada beberapa
hal yang bahkan Dewa tidak bisa memperkirakannya. Manusia dapat membuat
pilihan-pilihan yang merubah takdirnya dan takdir orang lain”jawab Wang Yeo.
Saat itu semua nama di daftar menghilang. Namun, di tangan
Wang Yeo, daftar yang kosong itu tiba-tiba tertulis Ji Eun Tak.
Wang Yeo terkejut melihatnya, kemudian dia menangis dan
membuat Joseong-saja yang lain heran.
Wang Yeo segera berjalan menuju ke tempat kejadian. Dia menghampiri seorang
gadis yang berdiri bingung di tepi jalan.
Gadis itu adalah Eun Tak. Eun Tak menggenggam buket bunga
soba di tangannya sembari melihat orang-orang berkerumun disekitar mobilnya.
Dia juga melihat dirinya sendiri berdarah-darah di dalam mobil. Eun Tak
merasakan kehadiran Wang Yeo, sehingga dia menoleh kearah laki-laki yang telah
berdiri di sampingnya dengan pipi basah.
“Ji Eun Tak, lahir pada tahun 1998, meninggal karena
kecelakaan lalu lintas, itu… kau kan?”Wang Yeo mengkonfirmasi identitas, sesuai
dengan prosedur pekerjaannya, walaupun kali ini dia melakukannya sambil
menangis. Eun Tak mengangguk, kemudian dia ikut menangis.
“Walaupun aku tahu apa yang akan terjadi, aku tadi sempat
merasa takut”kata Eun Tak.
Kali ini giliran Wang Yeo yang mengangguk, “Sekarang kau
ikutlah denganku”.
-//-
Kantor Joseong-saja
Wang Yeo masuk mendahului, kemudian Eun Tak mengikuti
dibelakangnya, penampilannya kembali menjadi saat Eun Tak masih SMA.
“Duduklah, aku akan menyiapkan teh untukmu”kata Wang Yeo.
Eun Tak menurut dan duduk di kursi. Dia meletakkan buket
bunga soba di meja, kemudian melihat kesekeliling ruangan, “Jadi seperti ini
kantormu… tempat ini bagus”.
Wang Yeo hanya terdiam. Mereka saling diam sampai akhirnya
Wang Yeo memberikan teh penghilang ingatan kepada Eun Tak.
Eun Tak yang sudah tahu prosedurnya tersenyum, “Ahjussi,
sebelum aku kehilangan ingatanku, aku ingin berterima kasih kepadamu karena
telah mengadopsiku. Sampaikan juga rasa terima kasihku kepada Deok Hwa. Dan
apabila kau bertemu dengan bosku, kabarkan tentang kematianku ini”.
“Aku akan melakukannya”jawab Wang Yeo.
Eun Tak menggenggam cangkir teh diantara kedua tangannya.
Dia membulatkan tekad kemudian meminum tehnya.
Tiba-tiba saja banyak sekali ingatan yang berlalu lalang
dikepalanya. Eun Tak merasa pusing dan dia terjatuh dari kursi. Wang Yeo yang
terkejut karena tidak pernah melihat kejadian seperti itu segera menghampiri
Eun Tak.
Eun Tak terlihat kesakitan dilantai, dia memegangi
kepalanya. Semuanya adalah ingatan tentang kenyataan yang terjadi, bahwa pernah
ada Kim Shin dalam kehidupan Eun Tak.
“Eun Tak, ada apa?”tanya Wang Yeo panik.
Kemudian Eun Tak berhenti merintih, dia menatap Wang Yeo.
“Dokkaebi”gumam Eun Tak.
Wang Yeo membelalak. Teh yang seharusnya membuat seseorang
lupa ingatan justru mengembalikan ingatan yang hilang. Kemudian keduanya mendengar
suara pintu terbuka, mereka segera menoleh.
“Eomma”gumam Eun Tak, Wang Yeo mendengar gumaman Eun Tak,
dia terbengong.
“Eomma!”Eun Tak kali ini berseru, dia berdiri dan berlari
memeluk ibunya. Ibunya membalas pelukan Eun Tak. Mereka berdua menangis melepas
rindu.
“Eun Tak, eomma bahagia berada disini. Eomma mendengar
banyak hal tentangmu”kata ibunya sambil menangis dan mengelus-elus rambut Eun
Tak, sementara Eun Tak hanya menangis dan mendengarkan.
“Hari ini eomma diberi kesempatan oleh yang Maha Kuasa untuk
dapat bertemu denganmu, sekaligus membawa pesan darinya”ujar ibunya, “Banyak
hal baik yang kau lakukan selama hidupmu. Kau membantu beberapa hantu
gentayangan mendapatkan ketenangan. Bahkan kematianmu juga menyelamatkan begitu
banyak orang. Untuk itu, yang Maha Kuasa memberimu hadiah”.
“Pada hari ini, dokkaebi akan dibangkitkan kembali dari
ketiadaannya. Dia akan dinikahkan denganmu oleh yang Maha Kuasa”lanjut ibunya.
Eun Tak menangis dan tersenyum.
“Eomma pergi, jangan khawatir karena eomma bahagia. Kau
juga, kau berbahagialah dengan pengantinmu, dokkaebi”ibunya tersenyum singkat
pada Wang Yeo dan membungkuk padanya.
“Eomma, terima kasih atas segalanya. Aku mencintaimu”kata
Eun Tak.
“Aku juga”jawab ibunya, kemudian dia berjalan pergi melewati
pintu kedatangannya.
Wang Yeo mengambil buket bunga soba di meja dan
memberikannya pada Eun Tak, kemudian dia menuju pintu dan membukakan pintu
untuk Eun Tak. Saat Eun Tak keluar melewati pintu, tiba-tiba saja dia sudah
mengenakan gaun pengantin.
Mereka berjalan dan terus berjalan. Hingga akhirnya mereka
seperti menemukan ujung dari sebuah terowongan. Eun Tak berjalan makin cepat
hingga mendahului Wang Yeo yang ada di depannya.
Eun Tak segera menemukan bahwa jalan yang mereka lalui
bermuara pada sebuah taman bunga yang indah. Dimana ada meja putih yang penuh dengan
rangkaian bunga, sebuah kamera, sebuah kue besar pernikahan dan hiasan-hiasan
pernikahan disana.
Yang paling membuat Eun Tak bahagia adalah karena ada Shin
disana. Memakai pakaian pengantin dan mengulurkan tangan kepada Eun Tak.
Eun Tak segera berlari menghampiri Shin dan memeluknya.
“Ji Eun Tak, menikahlah denganku”bisik Shin.
Eun Tak melepas pelukannya, dia tersenyum lebar dan
menganggukkan kepala.
Lalu mereka melaksanakan pernikahan mereka dengan disaksikan
oleh Wang Yeo. Merekapun berfoto dan berbahagia.
-//-
Rumah Goblin
Wang Yeo masuk kerumah dengan membawa kamera. Rupanya disana
ada Deok Hwa yang sedang menangis keras memanggil-manggil nama Eun Tak. Wang
Yeo menghampirinya.
“Paman penyewa! Apakah kau sudah selesai mengantarkan Eun
Tak? Bagaimana akhir hidupnya? Eun Tak yang malang… seharusnya aku bisa
melindunginya”Deok Hwa meraung-raung.
“Kematian itu tergantung dengan apa yang kau lakukan di
dunia ini”kata Wang Yeo, “Eun Tak adalah anak yang baik, bahkan kematiannya
menyelamatkan banyak orang, maka yang Maha Kuasa memberikannya hadiah”.
“Hadiah? Apa itu?”tanya Deok Hwa, dia mulai berhenti
menangis bahkan mengusap air matanya.
“Dokkaebi dibangkitkan kembali, dan mereka menikah”jawab
Wang Yeo.
“Dibangkitkan kembali? Menikah?”tanya Deok Hwa bingung.
Wang Yeo menyerahkan kamerea kepada Deok Hwa. Anak itu lalu
melihat isinya.
“Heol! Ini benar-benar mereka! Lihat mereka bahagia sekali,
mereka tidak tahu bahwa aku disini benar-benar kesepian, hah! Kalian bahkan
tidak mengundangku!”Deok Hwa protes keras.
“Mau bagaimana lagi, untuk menghadirinya kau bahkan harus
mati dulu”kata Wang Yeo, “Sudahlah aku lelah, aku ingin istirahat”.
“Tapi paman… aku senang mereka memiliki akhir yang bahagia,
semoga paman juga mendapatkannya”ujar Deok Hwa.
“Jika kau ingin seperti itu, maka seharusnya itu
terjadi”Wang Yeo lalu berdiri dan masuk ke kamarnya.
Meninggalkan Deok Hwa yang tidak mengerti. Deok Hwa kembali
melihat-lihat foto pernikahan Eun Tak dan Shin, kemudian dia mengomel-ngomel
sendiri.
-//-
Rumah Goblin
“Aku Wang Yeo.”, Wang
Yeo tampak sedang memasak sendirian di dapur.
“Aku adalah seorang
raja dari kerajaan Goryeo.”, Wang Yeo tampak sedang makan sendirian,
“Pada saat itu aku
masih terlalu muda. Aku takut akan banyak hal.”, Wang Yeo menonton tv
sendirian.
“Ada bayangan yang
terus mengikutiku, dia adalah musuh yang tidak aku kenali”, Wang Yeo
memainkan ponselnya di meja kerjanya, melihat-lihat kontak yang hanya ada 4
orang.
“Aku jatuh cinta
kepada sebuah cahaya yang semakin membiaskan bayangan hitam dibelakangku.”, Wang
Yeo membuka sebuah kontak : Sunny bukan Sun Hee.
“Namun iri dan
dengkiku menutupi cahaya tersebut sehingga bayangan semakin besar dan kuat. Aku
terpenjara dan memenjarakan orang lain dalam keadaan antara ada dan kebinasaan”,
Wang Yeo kemudian meletakkan ponselnya dan mengambil lukisan Kim Sun.
“Dia adalah kakak
beradik Kim yang menderita karena aku”, Wang Yeo meneteskan air mata
melihat lukisan Kim Sun, “Mereka
melindungi dan mencintai aku, tapi aku membenamkan diri pada kabut hitam Park
Jung Woon”.
“Sekarang aku merasa
bersalah padanya”, Wang Yeo berjalan memasuki café Dall.komm.
“Ratusan tahun dia
hidup dengan kenangan yang utuh di kepalanya”, Wang Yeo memesan sebuah
minuman dan makanan.
“Dia harus terus merasakan
kehilangan karena ditinggalkan orang yang dia sayang”, Wang Yeo mendapatkan
pesanannya dan duduk di salah satu kursi.
“Sekarang aku
ditinggalkan olehnya. Kim Shin dan pengantinnya. Kim Sun. Aku tidak bisa
membayangkan betapa kesepiannya Goblin selama tiga ratus tahun mengalami hal
ini”, Wang Yeo memakan sandwichnya sambil memandang keluar jendela.
Kemudian ada seorang wanita duduk di hadapan Wang Yeo.
“Aku dengar kau ingin bertemu denganku?”tanya Joseong-saja wanita pada Wang Yeo.
“Ya, aku ingin memberi tahumu sebuah rahasia”sahut Wang Yeo,
sambil tetap melanjutkan makan sandwichnya, “Menjadi Joseong-saja adalah hukuman karena dosa besar yaitu bunuh diri.
Mereka terlahir kembali dan bertugas memandu orang mati dan terus bertugas
antara kehidupan dan kematian. Sebenarnya Dewa sedang bertanya kepada kita, dan
aku sudah mendapatkan jawaban”.
Wang Yeo melipat kertas sisa bungkus sandwich dan
meletakannya di meja.
“Tugas ini akan menyadarkan kita betapa pentingnya kehidupan
dan nama yang pernah kita miliki. Sekarang kita tidak memilikinya, dan pada
suatu kesempatan kita akan menginginkannya”kata Wang Yeo, dia meminum
minumannya.
“Dan aku tahu alasan kenapa kau menghindariku. Aku berfikir
bahwa mungkin kau bertemu dengan Park Jung Woon Sembilan tahun lalu. Aku minta
maaf, seharusnya aku tidak menggunakan tanganmu untuk membunuhku”.
“Aku berharap kau bisa meneruskan tugasmu tanpa mengingat
segalanya. Gunakan tugasmu sebagai penebusan dosa dan untuk memaafkan dirimu
sendiri. Yang Kuasa menginginkan kita untuk bisa memaafkan diri kita dan lebih
menghargai hidup”Wang Yeo kemudian meminum lagi minumannya, sementara Joseong-saja wanita di hadapannya
menangis mendengar ucapan Wang Yeo.
-//-
Taman
Deok Hwa bertemu dengan Presdir Kim. Tiba-tiba saja dia
bilang, “Presdir Kim, aku ingin segera menikah”.
“Ya?”komentar Presdir Kim.
“Aku ingin menikah dan segera punya anak banyak!”sahut Deok
Hwa semangat.
“Baik”komentar Presdir Kim, “Tapi Deok Hwa, sebelum kau
menikah kau harus punya pasangan”.
“Tidak usah khawatir, aku punya banyak wanita
disekelilingku”kata Deok Hwa percaya diri.
“Itulah masalahnya. Yang kau butuhkan adalah satu wanita,
bukan banyak wanita”ujar Presdir Kim, Deok Hwa terdiam.
“Tidak adakah satu yang benar-benar mencuri hatimu? Tidak
ada yang membuatmu sampai menangis? Tidak adakah dari mereka yang membuatmu
ingin mati demi dirinya?”pertanyaan Presdir Kim itu membuat Deok Hwa merenung.
“Belum ada”jawab Deok Hwa sambil menggelengkan kepalanya,
“Oh, kalau kau sendiri. Kenapa kau belum menikah?”
“Tidak. Aku sudah menikah dan punya tiga anak”sahut Presdir
Kim, membuat Deok Hwa terkejut.
“Kau sudah menikah? Kapan? Kenapa kau tidak mengatakan hal
itu padaku?”tanya Deok Hwa.
“Karena kau tidak bertanya”jawab Presdir Kim, “Selama ini
kau kurang peduli dengan lingkungan dan orang-orang yang ada disekitarmu. Aku
sudah menunggumu untuk bertanya pertanyaan yang orang dewasa biasa tanyakan.
Yaitu tentang dunia perihal kesedihan maupun kebahagiaan”.
Deok Hwa tersenyum, “Kau benar, aku memang belum dewasa”.
-//-
Pantai
Ada sebuah mobil berisikan 3 orang pemuda berpakaian serba
hitam yang melintasi jalan di pesisir pantai.
“Ayo kita mampir ke restoran ayam itu”kata pemuda 1.
“Kau gila? Untuk apa kita ke pantai dan makan ayam? Harusnya
kita makan makanan laut”komentar pemuda 2.
“Tapi orang-orang sekitar bilang, pemilik restoran ayam itu
sangat cantik”ujar pemuda 3.
“Ya benar, ayo kita coba saja kesana”kata pemuda 1.
Kemudian mobil itu diparkirkan dan mereka bertiga segera
masuk ke dalam restoran. Mereka melihat wanita membelakangi mereka.
“Permisi, kami ingin membeli ayam”kata pemuda 3.
Wanita itu kemudian membalikkan badannya dan membuat ketiga
pemuda terpesona. Mereka terperangah sampai tak bisa kerta-kata melihat
kecantikan dari si pemilik restoran. Dia adalah Sunny.
“Duduklah, aku akan mengantarkan pesanan kalian”kata Sunny.
“Dan tolong bawakan bir juga untuk kami”ujar pemuda 2, yang
sekarang paling terpesona dengan Sunny.
“Kau tidak bisa baca? Semua tamu harus mengambil bir mereka
sendiri. Disana”Sunny menunjuk tempat mengambil bir, “Tidak peduli bahwa jika
Dewa yang datang, mereka juga harus mematuhi aturan di tempatku”.
Ketiga pemuda itu lalu mengambil bir mereka masing-masing
dan duduk. Tidak lama kemudian Sunny datang membawakan pesanan untuk mereka.
“Aku beri bonus, karena pasti pekerjaan kalian sangat
melelahkan”kata Sunny.
“O-oh.. terima kasih terima kasih”ujar ketiga pemuda kompak,
mereka bergantian membungkukkan badan kepada Sunny.
“Oh iya nona, duduklah disini bersama kami”kata pemuda 1.
Sunny memandang mereka dengan pandangan menilai, kemudian
dia duduk, “Baiklah, kebetulan aku sedang tidak sibuk”.
“Dari caramu bicara, sepertinya kau bukan orang Busan?”tanya
pemuda 2.
“Aku wanita Seoul”sahut Sunny.
“Wah dari Seoul… apakah kau sudah punya pacar?”tanya pemuda
2.
“Pacar?”Sunny balas bertanya, “Wae? Kau ingin
mengencaniku?”.
“Aaa… aah tidak… maksudku siapa yang tidak ingin,
tapi….”pemuda 2 itu terlihat kegalagapan dengan pertanyaan Sunny yang frontal.
“Jika kalian ingin mengencani seorang gadis manusia, kalian
harus punya identitas. Kalian harus punya nama, dan kalian harus tahu apakah
kalian beragama. Tapi daripada itu, yang terpenting manusia haruslah berkencan
dengan manusia”ujar Sunny, “Jangan menyusahkan gadis yang kau cintai. Karena
kehidupan kalian sudah berbeda”.
Sunny kemudian pergi, ketiga pemuda itu melongo. Mereka
kemudian saling pandang.
“Apa dia… tahu kalau kita ini Joseong-saja?”tanya pemuda 1.
“Entahlah, tapi bagaimana dia bisa tahu?”balas pemuda 3.
-//-
Deburan ombak tampak menyapa seorang gadis yang berdiri sendirian
di tengah gelapnya malam, di hadapan luasnya lautan dan diatas hamparan pasir
pantai. Sunny menyalakan sebuah lampion bertuliskan Kim Shin. Dia menerbangkannya dan memandangi lampion itu terbang
menjauhinya.
Sementara di waktu yang sama di tempat yang berbeda, Wang
Yeo dan Deok Hwa juga menerbangkan lampion dari kuil. Mereka menerbangkan
lampion untuk Kim Shin dan Ji Eun Tak.
Sunny tiba-tiba terlihat merasa kesakitan, dia terlihat
kesulitan bernafas. Dia segera berjalan meninggalkan pantai. Dia menyusuri
jalanan dan sampailah pada kantor pos.
“Maaf nona, kami sudah tutup”kata seorang petugas.
“Jebal… aku titip surat ini, kirimkan ke stasiun radio di
Seoul”ujar Sunny.
“Tapi nona-“petugas itu hendak menolak tapi Sunny pingsan
dihadapannya.
“A-apa yang terjadi? Nona? Tolong! Tolong! Ada yang pingsan
disini!”.
-//-
Café Dal.komm
Wang Yeo bertemu dengan Hoobae-nya
di café seperti biasa. Hoobae tampak sangat menikmati sandwichnya, tapi Wang
Yeo meminum minumannya tidak wajah tidak berselera.
“Ada apa kau mengajakku kesini? Terlebih mentraktirku…
gelagatmu mencurigakan”kata Wang Yeo.
Hoobae berhenti makan, dia mengusap mulutnya dengan tisu.
Kemudian dia menaruh amplop hitam diatas meja, lalu menggesernya mendekat Wang
Yeo.
“Ini adalah daftar nama terakhir untukmu, sunbae”ujar
Hoobae, “Setelah ini, hukuman panjangmu akhirnya berakhir”.
Wang Yeo tampak terkejut, dia mengambil amplop itu, “Hanya
satu?”
“Ya, hanya satu”jawab Hoobae.
“Terima kasih”ujar Wang Yeo.
Kemudian keduanya saling diam. Hoobae menyembunyikan
wajahnya di balik telapak tangannya, namun akhirnya Wang Yeo tahu kalau Hoobae
menahan tangis
“Sudahlah jangan menangis”kata Wang Yeo.
“Aku sedih karena akan kehilangan sunbae dekatku, aku akan
merindukanmu”kata Hoobae mellow.
“Kau harus terus melanjutkan tugasmu dengan baik”ujar Wang
Yeo.
-//-
Kamar Wang Yeo
Wang Yeo membenahi barang-barang miliknya. Memasukkan
gulungan-gulungan perkamen ke dalam kardus. Setelah rapi, dia duduk menghadap
meja kerjanya dan menyalakan radio. Mendengarkan saluran yang sebelumnya di
tangani oleh Eun Tak.
“Baiklah, sekarang
kita akan membacakan ungkapan hati dari seseorang yang mengirimkan suratnya
kesini. Aku harap orang yang dituju mendengarkan ini. Baiklah ini untukmu Kim
Wo Bin-ssi atau Wang Yeo-ssi”perkataan pembawa acara radio itu mengejutkan
Wang Yeo.
Dia segera mengeraskan volume radio.
“Untuk
seseorang yang mengira telah membawa kedamaian dalam pikiranku. Saat tatapan
kita beradu, aku menyadari bahwa kau juga mengingatnya. Aku berdoa di kehidupan
kita selanjutnya, penantian akan sebentar, sedangkan pertemuan berlangsung
lama. Kita juga tidak perlu beralasan hanya untuk saling bertemu. Tetap
menggunakan nama masing-masing. Jadi, kita dapat saling menyapa saat tidak
sengaja berjumpa. Cinta kita akan menjadi jalan keluar bagi kesukaran. Aku
berdoa kita dapat bertemu seperti itu. Aku senang melihat wajahmu. Kadang kau
menjadi Kim Wo Bin. Kadang kala, kau menjadi Wang Yeo. Kuharap kau panjang umur
dan bahagia. Sampai jumpa lagi”.
Comments
Post a Comment