17 Juni 2020
Maaf aku telah mengecewakan Ayah, sejak aku berada dalam kandungan.
Ayah ingin aku terlahir sebagai seorang laki-laki.
Bahkan Ayah telah menyiapkan sebuah nama untuk laki-laki.
Tapi Ayah tidak pernah memberi aku kurang, meskipun aku seorang perempuan.
Ayah memberikan nama perempuan yang indah untukku, dengan doa dan harapan mulia.
Aku selalu berpikir bahwa Ayah merasa kesepian, karena Ayah tidak punya anak laki-laki.
Aku selalu berusaha menjadi anak laki-laki untuk Ayah.
Aku berusaha menyukai sepak bola dan begadang menontonnya bersama Ayah.
Meskipun aku tidak berseru saat tim jagoan Ayah mencetak angka, meskipun aku selalu tidak memahami peraturannya, meskipun aku selalu tertidur bahkan sebelum babak pertama berakhir dan membuat Ayah menggendongku ke kamar, Ayah bilang, Ayah menyukainya saat aku menemaninya nonton bola.
Aku selalu berusaha menjadi anak laki-laki untuk Ayah.
Aku berusaha mengangkat benda-benda yang berat.
Aku selalu menawarkan diri menjadi partner Ayah saat memindahkan perabotan.
Meskipun sampai sekarang aku tidak bisa mengangkat galon, dan beberapa kali aku melepas benda di genggamanku tanpa sadar, aku tidak pernah mau dianggap pupuk bawang.
Padahal Ayah tidak pernah menuntutku menjadi orang lain.
Makin dewasa, aku dan Ayah makin sama.
Kita sama-sama keras, sampai beberapa kali bersitegang.
Ini dariku yang masih banyak kurang.
Untuk Ayahku yang banyak memaafkan.
Selamat Ulang Tahun Ayahku!
Comments
Post a Comment